Saturday, November 01, 2008

Benny Wenda, IPWP dan Sikap Pemerintah Inggris


Pada 15 Oktober 2008 diselenggarakan pertemuan sekitar 30 aktivis Papua Merdeka dan beberapa anggota parlemen (2 dari Inggris dan masing-masing 1 dari Vanuatu dan Papua Nugini). Pertemuan ini membentuk forum yang disebut International Parliamentarians for West Papua (IPWP). Nampaknya, para aktivis penyelenggara mencoba mengulang sukses International Parliamentarians for East Timor (IPET) yang katanya sukses mendorong kemerdekaan Timor Leste.

Belum bisa dikatakan bahwa mereka akan mengulang sukses IPET karena ini masih merupakan langkah awal. Kekuatan politiknya bergantung pada apakah dukungan dari anggota parlemen dari berbagai negara akan bertambah. Sejauh ini memang IPWP tidak mencerminkan sikap parlemen Inggris yang terdiri dari 646 anggota House of Commons dan 746 anggota House of Lords. Lebih jauh lagi, IPWP juga tidak bisa dikatakan mencerminkan sikap pemerintah Inggris.

Fenomena pembentukan IPWP di gedung parlemen Inggris adalah keberhasilan kampanye kelompok Papua Merdeka di Oxford yang terdiri dua pemain inti yakni eksil politik asal Wamena Benny Wenda dan seorang Pendeta Inggris Richard Samuelson. Benny dan Richard berhasil meyakinkan sejumlah aktivis LSM di Inggris dan di Belanda untuk mendukung kampanye mereka. Usaha keras mereka berhasil setidaknya meyakinkan dua anggota parlemen Inggris Lord Harries of Pentregarth MP dan Hon. Andrew Smith MP dan mendatangkan masing-masing seorang anggota parlemen Vanuatu dan Papua Nugini. Seorang bekas anggota IPET juga hadir di situ.

Dari sisi jaringan gerakan, Benny berhasil membangun pengaruh di kalangan aktivis asal pegunungan di Papua dan di Jawa. Demo pendukung IPWP sebanyak 700-an orang di Jayapura pada 16 Oktober 2008 yang dipimpin Buktar Tabuni, Dominggu Rumaropen dan kawan-kawan menunjukkan bahwa terdapat kaitan erat di antara kelompok Inggris dengan kelompok Jayapura (Papua). Yang menarik, Benny dan jaringannya berhasil membangkitkan harapan tinggi dan eforia massa terhadap kemerdekaan Papua. Banyak anak muda Papua percaya bahwa IPWP hari itu mendeklarasikan kemerdekaan Papua. Oleh karena itu dalam sebuah wawancara Sekjen PDP Thaha Alhamid perlu menglarifikasi bahwa pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menggalang dukungan internasional dan bukan hari kemerdekaan Papua. Ada kesan bahwa Benny dan kawan-kawan membesar-besarkan signifikansi politik IPWP.

Keberhasilan kampanye kelompok Benny tampak pula dari reaksi pemerintah Indonesia. Tidak kurang dari Duta Besar Indonesia untuk Inggris Yuri Thamrin dan sejumlah petinggi Indonesia di Jakarta memberikan pernyataan bahwa IPWP tidak signifikan secara politik karena tidak mencerminkan sikap pemerintah Inggris. Terlebih lagi, petinggi polisi dari Mabes Polri juga menyatakan bahwa Benny Wenda adalah kriminal yang melarikan diri dari penjara. Pernyataan yang dimuat di berbagai media massa itu justru menunjukkan bahwa kampanye IPWP telah berhasil membuat „stabilitas‟ Papua terganggu dan dengan sendirinya pemerintah Indonesia juga merasa terganggu. Terasa sekali bahwa counter pihak pemerintah Indonesia reaktif dan tidak berhasil membangun simpati publik internasional.

Tidak banyak orang tahu bahwa Benny sangat kecewa dengan pemerintah Inggris. Hal ini terlihat dari suratnya kepada PM Inggris Gordon Brown tertanggal 5 Mei 2008. Dia mengklaim telah berkeliling Inggris dan mendapatkan dukungan rakyat Inggris. Tetapi menurutnya pemerintah Inggris mengabaikan dukungan rakyatnya. Singkatnya, Benny tidak melihat sedikit pun tanda bahwa pemerintah Inggris memberikan dukungan pada gerakan Papua Merdeka. Sangat wajar bahwa Benny Wenda kecewa dengan sikap dan pandangan resmi pemerintah Inggris. Sikap pemerintah Inggris itu jelas terlihat di dalam notulensi percakapan di House of Lords antara Menteri Persemakmuran Malloch-Brown dengan beberapa anggota parlemen mengenai isu Papua pada 13 November 2007. Isu Papua itu sendiri pada saat itu diangkat oleh Lord Harries of Pentregarth yang juga kemudian menjadi anggota IPWP.

Menteri Malloch-Brown menyatakan bahwa pemerintah Inggris tidak merencanakan untuk mengangkat masalah Papua di forum Dewan Keamanan PBB. Pemerintah Inggris menghormati integritas teritorial Indonesia dan tidak mendukung kemerdekaan Papua. Inggris percaya bahwa pelaksanaan UU Otonomi Khusus secara penuh adalah jalan terbaik untuk penyelesaian masalah perbedaan internal dan stabilitas jangka panjang Papua secara berkelanjutan. Jalan terbaik untuk mengurai isu Papua yang kompleks adalah dengan memromosikan dialog damai antara kelompok-kelompok Papua dengan pemerintah Indonesia.

Pemerintah Inggris mengakui bahwa terdapat banyak perdebatan tentang apakah pada Pepera 1969 orang Papua membuat keputusan secara obyektif dan secara bebas menurut keinginan mereka. Meskipun demikian, kata Malloc-Brown, hasil Pepera 1969 sudah diterima oleh PBB pada saat itu dan sejak itu tidak ada lagi keraguan internasional bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia. Dalam bidang HAM, Inggris sudah mencantumkannya di laporan HAM Kementerian Luar Negeri dan pemerintah mengangkatnya melalui kedutaan Inggris di Jakarta. Meskipun demikian pemerintah Inggris melihat bahwa skala pelanggaran tersebut masih relatif kecil dan tidak bisa menjadi alasan utama (untuk kemerdekaan Papua). Kedua, karena pemerintah Inggris tidak menerima kemerdekaan Papua, maka Inggris tidak menganggapnya pantas untuk mengangkat isu Papua di Dewan Keamanan atau Sidang Umum.

Kekecewaan pemerintah Inggris (terhadap pemerintah Indonesia) adalah bahwa pelaksanaan UU Otsus tidak mengalami kemajuan akibat pertentangan antara pemerintah dengan kelompok lokal Papua. Meskipun demikian, Inggris percaya bahwa pemerintah Indonesia di bawah Susilo Bambang Yudhoyono lebih menghormati HAM daripada Rezim sebelumnya. Para pejabat di Kedutaan Inggris di Jakarta telah mengunjungi Papua secara berkala dan menemui pejabat lokal, akademisi, wartawan dan LSM, dan hasilnya pemerintah Inggris menyampaikan keprihatinannya kepada pemerintah Indonesia.

Secara tegas Malloch-Brown mengatakan, “Saya menolak karakterisasi Papua sebagai Dafur kecil (menentang pernyataan Lord Kilclooney). ...We insist that it (Papua) should not be bracketed with major abuses such as Darfur, Zimbabwe or Burma.”


(Foto: Aktivis Papua Merdeka Benny Wenda dan Richard Samuelson, diambil dari http://www.cultura21.net/dokuwiki/lib/exe/fetch.php/orange:sk-venezia-01.jpg)

14 comments:

Anonymous said...

wow....

Anonymous said...

Penjelasan Pak Muridan ini penting sekali. Jangan lagi Papua tipu Papua dengan isu kemerdekaan yang didukung internasional.

Anonymous said...

Saya memahami dasar pemikiran anda.Pertanyaan saya pemikiran anda itu dibangun berdasarkan subyektifitas nasionalisme sempit anda atau hanya merupakan gagasan untuk meredakan apa yang terjadi kelihatan pemikiran ilmiah anda dikacau oleh sikap membela terhadap pemerintah indonesia.Anda sebagai peneliti berusaha tidak melihat permasalahan yang terjadi dipapua.
Selalu mengambil sudut pandang dari masyarakat indonesia atau pemerintah indonesia..Karena anda itu lahir dan ras melayu tidak memahami perasaan menderita kami .So jadi peneliti yang obyektif saya tunggu anda mengkritisi pemikiran saya.anakwasur@gmail.com

Anonymous said...

Pertama, Penelitian dan analisisnya cukup hebat dan baik.
Kedua, Saya melihat, bung kurang ojektif terhadap realitas.
Ketiga, Coba ulang baca buku tetang "Analisis Wacana".

Anonymous said...

Pertama, Penelitian dan analisisnya cukup hebat dan baik.
Kedua, Saya melihat, bung kurang ojektif terhadap realitas.
Ketiga, Coba ulang baca buku tetang "Analisis Wacana".
www.sekenyap_yelemakengeneration@yahoo.com

Unknown said...

Yang Jelas harus ada sikap menerima dan berdialog
Hentikan konflik bersenjata...
Heal The World

Unknown said...

Amerika pun dibangun berdasarkan perbedaan Ras...
Kenapa kita tidak bsa menyatu.
Mari bersahabat dan bersaudara dalam satu kasih dan satu hati.
Hidup Papua Yang Damai

Anonymous said...

Dear Muridan...
salam hangat dari kita dingin wamena,
pertama-tama teria kasih atas analisis saudara, yang saya anggap sepihak, dan tidak kontekstual, juga tdak obyektif...

saya berfikir bahwa Tuan Benny Wenda dan kawan-kawan yang sedang mengkampanyekan Papua Merdeka di Inggris merupakan Mandat yang di berikan oleh bangsa papua, ras Melanesia, dan bukan bangsa Indonesia Ras Melayu ...

saya sebagai orang Papua memang di sisi yang laen bangga atas perjuangan Tuan Benny Wenda di inggris yang telah meyakinkan Publik Britania raya, juga Gereja, LSM, juga Pemerintah Kota Oxford dan Pemerintah United Kingdom, hal ini perlu mendapat Apresiasi yang mendalam karena tidak semua orang dapat melakukan hal, yang telah di lakukan oleh saudara benny wenda dan kawan2 di sana. termasuk MURIDAn juga saya yakin tidak sanggup melakukanya.

saya tahu Anda seorang peneliti LIPI yang sudah lama bekerja untuk Indonesia di papua.. tapi saya heran MEDOTE apa yang anda gunakan dalam menyikapi IPWP di London ??

saya berfikir anda berhenti membalikan OPINI publik Internasional tentanng papua merdeka di Indonesia, karena ANDA sendiri orang Indonesia, jadi HINA jika anda menipu Pemerintah Anda sendiri...

kita sendiri Lihat Peluncuran Internasional Parlementarian for West Papua (IPWP) di Inggris, berlangsung bukan di gedung serba guna atau gudang tertentu, TETAPI proses ini berlangsung di Gedung Parlemen United Kingdom (House Of Common dan House Of Lord.
Berarti BOBOT POLITIK-nya perlu kita perhitungkan dengan baik..

saya berfikir, Orang papua tidak perlu terpengaru dengan berbagai ISSU murahan yang di Gembar-gemborkan oleh Orang Indonesia termasuk MURIDAN. TITIK!!!

Logikanya, Kalau Pemerintah Indonesia yang sampaikan seperti yang di sampaikan oleh muridan, orang tidak mudah percaya, tetapi Pemerintah memakai lembaga LIPI dan Muridan untuk mengangkat issue ini dengan Analisis seuah lembaga supaya apa yang di sampaikan oleh lembaga leih dapat di percaya...

harap maklum
Papua pasti Merdeka.

dari alberth wannimbo
aktifist HAM dan Demokrasi di Papua.
peace n love
albert wanimbo
------koteka United------

Anonymous said...

Tanggapan Muridin merupakan suatu tanggapan yang memalukan segenap keluarga besar Indonesia. Pasalanya semua tanggapan berlogika ironi, berarti Tuan muridin dan antek - anteknya dari atas sampai ke bawa suda kala politik secara International sehingga tanggapan muridin memang begitu. kalo mas muridin mau belajar silakan lihat masalalu Indonesia dalam pergerakan Revolusi menuju Indonesia merdeka, hahahaha, jadi saat Revolusi INA Tuan - Tuan dari belanda perna bilang para revolusioner INA bahwa semua perjuanganya hanya sia-sia ternyata apa yang terjadi Indonesia Merdeka secra betina to... jangan terlalu jau mas muridin anda silakan belajar sejara revolusi teman - teman kita di Timor Leste. saya yakin saat teman - teman di timor leste mengadakan gerakan Revolusi mas muridin juga turut bersuara bahwa mungkin Timor Leste tidak akan merdeka ternyata apa yang terjadi????? kalian kala politik to???? hahahahahaha ngaku aja mas.jadi hati - hati dalam menanggapi suatu masala
samapai jumpa mazz wasalam ee

Anonymous said...

Tn Muridan yang terhormat
Kalau saya jadi anda saya malu. Kenapa anda menghina dan menipu pemerintahmu yang telah memberikan mandat pada anada untuk melakukan studi dan riset terhadap fenomena yang muncul disana terkait dengan issu kemerdekaan bangsa lain (Papua). Begitukah riset anda sedangkal itu atau anda takut menggungkap fakta sebenarnya karena anda menggunakan dana riset yang besar oleh pemerintah sehingga anda menyembunyikan fakta dan analisisa yang tidak fair dan sepihak?. Selamatkan bangsamu Indonesia dengan berkata jujur. Blokade anda melalui riset dan analisa dangkalmu dan bapa pemerintahku senang sangat gawat untuk negaramu dan bangsamu Indonesia yang tak maju dan terkorup ini. Risetmu dan hasil analisamu ini tidak menunjukkan dan tak sinkron dengan perubahan yang terjadi diluar Papua terutama di Inggris raya. Menurut saya anda juga perlu banyak belajar dalam menjustifikasi temuan anda dilapangan agar mendidik masyarakatmu Indonesia juga cerdas, karena anda dipercayakan oleh negara sebagai "life reference", namun diri anda tidak menjadi tongkat kejujuran, namun tongkat malapetaka bagi bangsamu sendiri di Indonesia.
Jika anda orang beragama jangan menyembunyikan fakta seperti kesalahan pemerintahanmu dulu tidak kosisten antara tindakan bunyi undang-undang negaramu dulu. Coba anda sebagai salah orang yang diandalkan dalam lembaga ilmu pengetahuan negaramu, tetapi belajar menipu dan menipu lagi pemerintah seluruh keluargamu orang indonesia. Saya membayangkan anda membangun sebuah fondasi yang rapuh bagi bangsa dan negaramu yang anda banggakan-banggakan ini. Semoga saya berharap anda tidak menipu lagi, terus begini segala kepercayaan bangsa. Kesimpulan anda tentang signifikansi kampanye Tn.Benny Wenda dengan Kemerdekaan Papua sangat laur biasa bukan biasa -biasa saja seperti statment anda.
So, ada kejanggalan dalam statmentmu bahwa Benny Wenda itu orang Wamena dari penggunungan dan dia hanya mempengaruhi orang Papua gunung saja", hal ini jelas sekali bahwa anda memakai politik adu domba yang digunakan oleh nenek moyangmu dulu di jawa oleh colonial Belanda dengan politik "divide et Impera" keutuhan dan kesatuan bangsa kami Papua. Jadi anda STOP beranalisa dangkal dan anda tidak sanggup mem-devide us" anda " divide struggle us ". Kami berjuang atas dasar IMAN kami dan harga diri kami sebagai bangsa yang dikacaukan oleh katamakan generasi bangsamu yang menggunakan karakter kebinatangan untuk mengacaukan keseimbangan dunia sebagai habitat manusia dan seisinya oleh Allah sendiri.

Anda dipercayakan dipercayakan sebagai ilmuwan di negara melakukan researh lah yang benar dan baik dan jangan membuat sebuah conclusion atau make decision menggunakan " PERASAAN ANDA " tetapi "PIKIRAN". Bahaya loh Mas jika anda menggunakan menggunakan perasaanmu untuk mengeliminir suatu variable dalam penelitianmu itu.
Oh, yaeah i think so like that. May God educate with you for say truth becouse you know? God is truth. God never " pulir " , right.
I guess that you were nener say or appropriate for you nation and you people for " Pulir ". Javaness said "nyipu". So, you don't nyipu you people. Indo govert and Indo. Society. right.

Nerop.From me Papuan Candlelight and Papuan Sunshine

Anonymous said...

Tn Muridan yang terhormat
Kalau saya jadi anda sebetulnya saya malu. Kenapa anda menghina dan menipu pemerintahmu yang telah memberikan mandat pada anda untuk melakukan studi dan riset terhadap fenomena yang muncul disana terkait dengan issu kampanye kemerdekaan bangsa lain (Papua). Begitukah riset anda sedangkal itu atau anda takut menggungkap fakta sebenarnya karena anda menggunakan dana riset yang begitu besar oleh pemerintahanmu, sehingga anda menyembunyikan fakta dan analisisa yang tidak fair dan sepihak?. Selamatkan bangsamu Indonesia dengan berkata jujur. Blokade anda melalui riset dan analisa dangkalmu dan bapa pemerintahku senang sangat gawat untuk negaramu dan bangsamu Indonesia yang tak maju dan terkorup ini. Risetmu dan hasil analisamu ini tidak menunjukkan dan tak sinkron dengan perubahan yang terjadi diluar Papua terutama di Inggris raya. Menurut saya anda juga perlu banyak belajar dalam menjustifikasi temuan anda dilapangan agar mendidik masyarakatmu Indonesia juga cerdas, karena anda dipercayakan oleh negara sebagai "life reference", namun diri anda tidak menjadi tongkat kejujuran, namun tongkat malapetaka bagi bangsamu sendiri di Indonesia.
Jika anda orang beragama jangan menyembunyikan fakta seperti kesalahan pemerintahanmu dulu tidak kosisten antara tindakan bunyi undang-undang negaramu dulu. Coba anda sebagai salah satu orang yang diandalkan dalam lembaga ilmu pengetahuan negaramu sebetulnya tunjukan yang yang benar, tetapi malah anda belajar menipu dan apalagi menipu pemerintahmu serta seluruh keluargamu orang indonesia. Saya membayangkan anda membangun sebuah fondasi yang rapuh bagi bangsa dan negaramu yang anda banggakan-banggakan ini. Semoga saya berharap anda tidak menipu lagi, terus begini kepada bnangsamu atas segala kepercayaan. Kesimpulan anda tentang signifikansi kampanye Tn.Benny Wenda dengan Kemerdekaan Papua sangat luar biasa bukan biasa -biasa saja seperti statment anda.
So, ada kejanggalan dalam statmentmu bahwa "Benny Wenda itu orang Wamena dari penggunungan dan dia hanya mempengaruhi orang Papua gunung saja", Namun ingat bahwa hal ini jelas sekali. Anda memakai politik adu domba yang digunakan pada nenek moyangmu dulu di jawa oleh colonial Belanda dengan politik "divide et Impera" untuk meng trouble and mem-provocate keutuhan dan kesatuan bangsa kami Papua. Jadi anda STOP beranalisa dangkal dan anda tidak sanggup mem-devide us" anda " divide struggle us ". Kami berjuang atas dasar IMAN kami dan harga diri kami sebagai bangsa yang dikacaukan oleh katamakan generasi bangsamu yang menggunakan karakter kebinatangan untuk mengacaukan keseimbangan dunia sebagai habitat hidup manusia dan seisinya oleh Allah sendiri.

Anda dipercayakan dipercayakan sebagai ilmuwan di negara melakukan researh lah yang benar dan baik dan jangan membuat sebuah conclusion atau make decision menggunakan " PERASAAN ANDA " tetapi "PIKIRAN". Bahaya loh Mas jika anda menggunakan perasaanmu untuk mengeliminir suatu variable dalam penelitianmu itu.
Oh, yaeah i think so like that. May God educate with you for say truth becouse you know? God is truth. God never " pulir " , right.
I guess that you were nener say or appropriate for you nation and you people for " Pulir ". Javaness said "nyipu". So, you don't nyipu you people. Indo govert and Indo. Society. right.

Nerop.From me Papuan Candlelight and Papuan Sunshine
Sory, salah posting

ragam said...
This comment has been removed by the author.
ragam said...

Pak Muridan...
Baca,Pelajari,Paham dan TAU DULU dulu SEJARAH PAPUA baru bicara... bila perlu bikin DISKUSI SEJARAH PAPUA dgn sa pu sodara2 diatas! LIVE di TV Nasional! TUHAN akan selalu BERSAMA PAPUA...ONE LOVE ONE SOUL FOR WEST PAPUA...GOD BLESSSS!!!!

Anonymous said...

terserah analisa orang terhadap perjuangan bangsa Papua dan Tuan Beni Wenda silahkan saja. apapun yang dilakukan oleh Tuan Benny Wenda adalah mandat dari segenap bangsa Papaua yang ingin kebabasan MUTLAK