Sunday, September 16, 2007

Dua Gelas Muscadet untuk Ujian Doktor


Pada hari Rabu pagi, 12 September 2007, aku merasa grogi dan cemas bukan karena hari itu aku akan menjalani public defence untuk disertasi doktorku di Universitas Leiden. Tapi karena aku khawatir soal jumlah undangan, biaya resepsi Clusius Cafe Hortus Botanicus, persiapan makan malam di Kedutaan Besar RI, dan lain sebagainya. Aku tahu dua paranimku - Jaap dan Alicia - sudah mengurusnya dengan baik, tapi toh rasa cemas itu tetap kuat. Apalagi ditambah dengan rasa takut kalau-kalau aku tiba-tiba speechless di depan para komite ujian.

Siang jam 1, dua jam sebelum ujian, aku dan Jaap ke tempat penyewaan baju wisuda di Hoppezak. Setelah siap, kami santai di satu cafe untuk minum. Aku memang sengaja membawa sebotol muscadet yang dibawa Sandy dari Paris. Pelan-pelan aku habiskan dua gelas. Hasilnya terasa, aku menjadi lebih rileks. Rasa tegang jadi hilang. Sambil menunggu jam 3, aku, Jaap, Alicia, Sandy, dan Tri santai ngobrol. Sesaat menjelang jam 3, kami berjalan tenang menuju tempat ujian.

Detik-detik terakhir aku melangkah masuk ke ruang ujian dengan rileks dan percaya diri. Pertanyaan pertama dari Dr Fraassen membuatku pusing bukan karena susah tapi karena lafal Inggrisnya tidak jelas. Pertanyaan kedua dari Prof Spyer, lalu Prof Gaasstra, Dr Henley, Prof Remmelink dan lain-lain kurang lebih dapat aku jawab dengan tidak ngawur. Secara keseluruhan, orang-orang yang hadir bilang, you did it very well, Muridan. Oke, lumayan.

Tapi ini pengalaman penting. Aku sudah membuktikan dua kali bahwa anggur (wine) sangat baik untuk meredakan ketegangan. Sepuluh tahun yang lalu ketika harus berdebat dengan banyak orang asing, aku terbantu satu setengah gelas red wine. Kali ini dalam ujian doktorku, aku terbantu oleh dua gelas kecil Muscadet. Ada yang mau coba?