Sunday, December 26, 2010

Refleksi untuk 2010 dan Doa untuk 2011

Pernahkah pembaca bertanya mengapa saya terpaksa berhenti menulis di blog ini sejak Mei 2010?

Sebelum menjawabnya, saya ingin minta maaf lebih dulu. Terutama untuk sejumlah pembaca yang selalu menunggu posting baru dari blog ini. Tahun 2010 adalah tahun yang sangat sibuk bagi Jaringan Damai Papua (JDP) yang baru berdiri Januari 2010 di Sentani. Kebetulan, saya merupakan salah satu anggotanya dan ikut sibuk.


Enam bulan pertama, JDP disibukkan oleh konsultasi publik di seluruh Tanah Papua dengan target sembilan wilayah (7 wilayah adat dan 2 wilayah istimewa). Hingga akhir tahun 2010 ini setidaknya JDP berhasil menyelenggarakan secara formal konsultasi di sebelas wilayah. Jumlah itu tidak termasuk konsultasi informal dan spontan di berbagai tempat di Tanah Papua. Selain itu, JDP juga sedang menyelenggarakan konsultasi publik dengan para pimpinan “pendatang” di Tanah Papua.

JDP berusaha agar konsultasi ini membuat pemangku kepentingan dalam konflik Papua benar-benar mengerti konsep dialog. Selanjutnya, JDP kini sedang mengolah pendapat dan masukan seputar dialog Jakarta-Papua, terutama menyangkut agenda, tempat, format dan juru runding dari kalangan pimpinan Papua akar rumput. Hasil-hasil ini akan diserahkan kepada pemimpin Papua. Setidaknya, hasil konsultasi itu menjadi dasar bagi perumusan proses dialog ke depan.

Sepanjang 2010 ini juga merupakan tahun refleksi para pemimpin Papua di mana pun untuk menyadari fragmentasi dan friksi di antara mereka. Sebagian telah mulai membangun komunikasi yang rekonsiliatif. Senang sekali bahwa sebagian pimpinan Papua yang sebelumnya tidak memiliki hubungan baik kini menjadi lebih baik. Yang sudah baik menjadi lebih baik. Cepat atau lambat, kita harapkan terjadi konsolidasi dan terbangun representasi Papua yang kredibel dan memiliki legitimasi tinggi.

Sementara itu, di Jakarta, tim JDP membuat pertemuan kecil lobi, briefing, lokakarya, hingga seminar yang menghadirkan ratusan undangan. Targetnya hanya dua. Pertama, menggalang dukungan publik terhadap inisiatif dialog Jakarta-Papua. Untuk ini JDP membangun koalisi dengan LSM, media massa, dan jaringan Gereja. Kedua, membangun pengertian dan empati politik serta suasana ramah bagi dialog Jakarta-Papua sehingga memungkinkan pemerintah pusat menyetujui inisiatif dialog. Untuk ini JDP menguatkan pokja friends of dialogue yang terdiri dari orang-orang dan lembaga strategis di pemerintah pusat. Do’anya satu saja: Pak SBY setuju bikin dialog dengan Papua.

Gagasan Papua Road Map hingga akhir 2010 ini sudah sangat dikenal di kalangan pemerintah pusat. Puncaknya, pada 23 November 2010, Papua Road Map dipresentasikan di depan Wapres RI Boediono dan dihadiri oleh tiga menko serta empat menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Intinya, pemerintah tidak bisa hanya serius dengan kebijakan pembangunan sosial-ekonomi tetapi harus juga pembangunan politik. Untuk pembangunan politik, acuannya adalah pidato Pak SBY 16 Agustus 2010 tentang komunikasi konstruktif. Jika dipikirkan secara sungguh-sungguh, substansi komunikasi konstruktif itu tidak lain yaitu dialog yang konstruktif antara Jakarta dan Papua.

Di bawah bayang-bayang konflik kekerasan Papua dan ketidakpercayaan Papua terhadap Jakarta, dengan nekad saya katakan bahwa mengacu pada pengalaman 2010 ada indikasi perubahan sikap di lingkaran dalam pemerintah pusat. Untuk itu, kita tidak boleh hanya optimis, tetapi juga bekerja full time membantu pemerintah pusat menyelesaikan akar-akar konflik Papua secara menyeluruh melalui dialog. “Membantu” itu bisa berarti mengeritik pemerintah di media massa, menjadi konsultan di dalamnya, atau membentuk tim bayangan yang dapat memberikan bantuan keahlian, dan seterusnya.

Selanjutnya, mari kita memanjatkan doa dan harapan untuk tahun 2011:

Ya Tuhan,
Pertama, ilhami Presiden SBY agar menunjuk utusan khusus yang tepat dan amanah untuk memulai tahap pra-dialog antara Jakarta dan Papua…
Kedua, berkati para pemimpin Papua di berbagai belahan bumi agar semakin bersatu, memilih wakilnya dengan ikhlas, dan bersungguh-sungguh mempersiapkan dialog dengan pemerintah pusat…
Ketiga, berikan kami JDP dan semua pekerja perdamaian Papua kekuatan agar dapat terus membangun jembatan yang menghubungkan Jakarta dan Papua hingga terbangun kesungguhan bagi kedua belah pihak untuk berdialog…


SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU

Foto Atas: Bendera PBB pada Demo Pengembalian Otsus 8 Juli 2010/Muridan Widjojo
Foto Bawah: Spanduk "Otsus Gagal" pada 8 Juli 2010/Muridan Widjojo