Monday, August 13, 2007

Promosi Doktoral 12 September


Semakin dekat hari H semakin tegang pikiranku. Disertasiku akan diuji dalam forum yang disebut promotie pada 12 September 2007 di Universitas Leiden. Akan hadir ahli-ahli sejarah pra-kolonial dan kolonial Universitas Leiden semacam Prof J.L. Blusse (promotor), G.J. Knaap (co-promotor), Prof F. Gaastra dan J. Th. Lindblad. Tamu istimewanya Prof B. Arps (pusat studi Asia Tenggara Universitas Leiden), D. Henley (KITLV), dan Prof P. Spyer (Antropologi Sosial Universitas Leiden). Sebagai opponent: Ch. F. van Fraassen yang ahli Maluku Utara. Prof. W. Remmelink akan hadir sebagai tamu kehormatan di ujian itu. Oleh karena kehadiran orang-orang ini, saya punya alasan untuk menganggap momen ini sangat istimewa. Yang juga bikin istimewa adalah kehadiran dua sobatku J. Timmer (antropolog ahli Papua) dan Alicia Schrikker (sejarawan muda ahli Srilangka) akan menjadi paranims.

Sebagian dari mereka, terutama opponent akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Apa yang akan aku katakan dan apa yang terjadi di ruangan ini pasti tidak akan terlupakan. Sebagai tradisi akademik Universitas Leiden, promosi ini merupakan formalitas tapi menentukan. Proses berat sesungguhnya sudah dilewati melalui pembacaan oleh promotor, co-promotor, dan referent. Forum ini akan menentukan status lulusan kita, suma cumlaude, cumlaude atau biasa-biasa aja. Status itu tidak terlalu penting, tapi apa yang akan terjadi setelah lulus jauh lebih penting.

Disertasi ini bicara tentang hubungan orang Maluku dan Papua di akhir abad 18 dan awal abad 19. Persisnya tentang orang-orang Tidore, Raja Ampat (Salawati, Waigeo, Waigama, dan Misool), Fakfak-Kaimana, Seram Timur dan Seram Laut, Halmahera Utara (Tobelo, Tobaru dan Galela) dan orang-orang Inggris yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam pemberontakan Pangeran Nuku dari Tidore. Secara tidak langsung, kalau anda baca, hubungan sosial ekonomi politik orang-orang Papua pantai dengan Maluku Utara (terutama Tidore) terjadi sangat intensif sejak lama.

Pada 2002 aku setahun ikut kuliah persiapan, bahasa, metode, dan kuliah lainnya, termasuk proposal doktor. Empat tahun disertasi ini ditulis, dari 2003-2006. Setelah itu, sepanjang Januari hingga Juli 2007 aku lebih banyak tinggal di Jakarta untuk menunggu jadwal promosi. Pada 31 Juli lalu aku berangkat ke Leiden untuk persiapan. Rupanya banyak juga yang harus disiapkan. Proses itu dimulai dengan mulai mengisi Form 1 menyangkut kepastian tanggal promosi hingga Form VI menyangkut penyerahan disertasi dalam bentuk digital file. Belum lagi menentukan undangan, restoran, cari dana, dan sebagainya.

Jadi 12 September itu akan menjadi upacara puncak dari program doktor selama 5 tahun yang lumayan melelahkan, membosankan, tapi juga nikmat. Harapannya sih, aku akan lebih produktif dan lebih intens menulis di tahun-tahun mendatang. Fokusnya tetap Maluku-Papua, atau Indonesia Timur secara umum.

3 comments:

Anonymous said...

Selamat menunggu hari H itu. Salam juga buat Mas Margono. Semoga saya segara menyusul:)

Amin Mudzakkir
PSDR LIPI

Anonymous said...

good luck ya boss

Anonymous said...

Met deg2-an ya..... Tapi sukses kok. Warga Pondok Rajeg ikut membantu lewat doa